Headlines News :
Home » » Manisnya Keramik Asmat ala Banyumas

Manisnya Keramik Asmat ala Banyumas

Written By abah lc on Thursday, February 9, 2012 | 11:38 AM

Dalam dunia usaha persuveniran, sukses dan tidaknya, tergantung dari kejelian pelaku usaha itu sendiri. Inilah yang dilakoni Mad Ropingi, pengusaha asal Lumbir, Kabupaten Banyumas itu. Tak disangka, keramik berbentuk seni pahat Suku Asmat buatanya digandrungi penikmat seni dari dalam dan luar negeri. Berikut laporan wartawan Suara Merdeka Susanto dan Syakur Abdul Wahid.

”JEBULE gaweane wong Banyumas (Ternyata buatan orang Banyumas),” begitulah ungkapan orang Banyumas yang baru mengetahui bahwa oleh-oleh keramik yang dibelinya dari Bali adalah asli buatan perajin Banyumas.

Memang, dari bentuknya siapa sangka, berbagai macam suvenir keramik dan patung bernuansa Suku Asmat, Jawa dan Bali itu produk asli Banyumas. Apalagi, produk-produk tersebut sudah dijajakan di tempat wisata oleh para pedagang yang jauh dari wilayah Banyumas seperti di Bali.
Produk tersebut sudah tersebar sejak 2001.

”Hingga kini, sedikitnya 64 motif keramik yang kami buat. Kami mengusulkan kembali 10 motif lain untuk dipasarkan,” jelas Mad Ropingi (51) perintis keramik asal Lumbir.
Untuk melihat langsung proses pembuatan aneka produk keramik tersebut, setiap orang bisa datang ke Sanggar Asmat atau Pusat Keramik Cikadu Desa Lumbir, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas.

Lebih Suka Kecil

Di sanalah, kesibukan pekerja terlihat. Mereka ada  mengaduk tanah liat, membentuk bidang, memahat, menjemur, mengamplas, membakar dan mengecat berbagai produk kerajinan.
Tak jarang, sanggar keramik itu sepi atau tak ada aktivitas. Sebab, proses pengerjaan produk keramik tersebut telah dilakukan di rumah para pekerjanya. ”Terkadang ramai, karena mereka berkumpul di sanggar. Tetapi terkadang sepi karena pembuatan keramik dilakukan di rumah-rumah. Mereka bekerja menggunakan sistem borongan,” katanya.

Melalui kerja keras 12 orang pekerjanya dan sejumlah tenaga borongan dari warga sekitar, dia berupaya memenuhi pesanan puluhan ribu suvenir keramik ke sejumlah kota. Jenis suvenir itu adalah gantungan kunci, asbak, vas bunga, topeng, patung bernuansa Asmat, Jawa dan Bali.

”Kalau yang pekerja harian bekerja mulai pukul 08.00 hingga 16.00. Adapun pekerja borongan tidak terbatas waktu. Yang penting, kuantitas dan kualitas produk keramik tetap terjaga,” jelasnya.

Produksi keramik berbentuk seni pahat Suku Asmat asli Banyumas itu biasanya dikirimkan kepada para pemesan secara bertahap. Pengiriman dilakukan sekitar 30 sampai 40 hari sekali. Untuk menjaga kuantitas dan kualitas produk, proses produksi hingga finishing sangat dijaga. Apalagi, keramik merupakan barang yang rentan pecah.
”Kami lebih suka memenuhi pesanan suvenir yang ukurannya kecil. Karena, usaha itu keuntungnya kelihatan dan risiko pecahnya juga kecil. Produk kami dipasarkan kepada pembeli mulai dari Rp 2.000 hingga puluhan ribu,” katanya.
Bagi dia, tingginya peminat terhadap produk keramik tersebut juga tak lepas dari nama Asmat. Nama itu merpakan salah satu nama suku di Papua yang sudah terkenal di seluruh jagad.

Itu pula alasan mengapa dia lebih memilih poduk keramik dengan motif dan model suku Asmat. ” Jika saya memproduksi patung atau keramik bawor, hanya sedikit turis mancanegara yang faham. Tetapi, jika keramik yang dibuat dengan motif dan model suku Asmat, pasti diminati. Sebab, namanya sudah terkenal,” jelasnya.

Pameran

Pusat suvenir dan berbagai bentuk produk kreatif di Jogger Bali merupakan salah pelanggannya hingga kini. Tak hanya itu, setiap kali ada ajang pameran tingkat regional (Jateng Fair) dan nasional (Pekan Raya Jakarta - PRJ), keramik Banyumas dipastikan laris terjual.
”Ada konsumen yang sudah mengenal produk keramik saya di Jogger Bali, sehingga ia tertarik untuk membeli langsung ke kami selaku produsen,” ujar Ropingi.
Sebelumnya, selama pameran di Jakarta, sedikitnya lebih dari 2.500 keramik hias terjual, dengan omzet sekitar Rp 35 juta per minggu.

Luasnya jangkauan pemasaran produk keramik Banyumas tak lepas dari peran pemerintah. Produk tersebut berhasil dikenalkan melalui pameran, mulai dari tingkat kecamatan dan terus naik hingga nasional.
Kepala Dinperindagkop Banyumas Suyudhi mengatakan, pemerintah memfasilitasi pelaku usaha potensial, dengan menyertakan di berbagai ajang pameran dan promosi produk.

Sejumlah UMKM yang diikutsertakan dalam pameran tersebut juga dibiayai pemerintah. Dengan begitu, meraka bisa fokus dalam meningkatkan produksi baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.
Sejumlah produk UMKM unggulan tersebut, selama ini, juga menjadi binaan Pemkab. Pembinaan yang dia lakukan berkaitan dengan peningkatan kulitas, akses pasar hingga permodalan.
(Suara Merdeka )
Share this article :

No comments:

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2011. purwokerto dan sekitarnya - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger