Peningkatan sistem penyediaan air minum (SPAM) di wilayah Kabupaten Kebumen dan Purworejo (Keburejo) memerlukan dana investasi yang tidak sedikit. Pemprov Jawa Tengah telah menghitung kebutuhan dananya sekitar Rp 463 miliar.
Hal itu terungkap dalam sosialisasi SPAM regional dan investasi pinjaman perbankan bersubsidi pemerintah pusat untuk kawasan Purworejo, Kebumen, Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, dan Banyumas yang berlangsung di pendapa rumah dinas bupati Purworejo, hari ini.
Kepala Satua Kerja Peningkatan Kinerja Pengembangan Air Minum Jateng Ir Purwandi MSi dalam kesempatan itu menyebutkan, kebutuhan air minum terus meningkat, sedangkan air tanah kondisinya sudah mulai kritis. "Pengeboran air tanah sudah harus dihentikan," katanya.
Hasil kajian analisa diketahui, dalam satu tahun untuk wilayah Jateng telah dikeluarkan sekitar Rp 6,3 triliun untuk memenuhi kebutuhan air minum dan sanitasi yang tidak layak. Artinya pengeluaran sebesar itu terbuang sia-sia.
Oleh karena itu, sambungnya, program SPAM regional sangat efektif dan strategis untuk mencukupi kebutuhan air minum, di samping juga mengejar standar MDGs, di mana cakupan pelayanan air minum pada tahun 2015 sudah harus mencapai 75 persen. "Posisinya sekarang secara nasioal baru 38 persen," katanya.
Disebutkan Purwandi, dana sebesar Rp 463 miliar itu digunakan untuk membangun jaringan pipa untuk mengalirkan air dari waduk Wadaslintang. Dari dana itu, sekitar Rp 200 miliar ditanggung pemerintah pusat, Rp 150 miliar pemerintah provinsi. Sedangkan Pemkab Purworejo dan Kebumen masing-masing Rp 32 miliar untuk membangun pipa distribusi di wilayah masing-masing.
suaramerdeka.com
Hal itu terungkap dalam sosialisasi SPAM regional dan investasi pinjaman perbankan bersubsidi pemerintah pusat untuk kawasan Purworejo, Kebumen, Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, dan Banyumas yang berlangsung di pendapa rumah dinas bupati Purworejo, hari ini.
Kepala Satua Kerja Peningkatan Kinerja Pengembangan Air Minum Jateng Ir Purwandi MSi dalam kesempatan itu menyebutkan, kebutuhan air minum terus meningkat, sedangkan air tanah kondisinya sudah mulai kritis. "Pengeboran air tanah sudah harus dihentikan," katanya.
Hasil kajian analisa diketahui, dalam satu tahun untuk wilayah Jateng telah dikeluarkan sekitar Rp 6,3 triliun untuk memenuhi kebutuhan air minum dan sanitasi yang tidak layak. Artinya pengeluaran sebesar itu terbuang sia-sia.
Oleh karena itu, sambungnya, program SPAM regional sangat efektif dan strategis untuk mencukupi kebutuhan air minum, di samping juga mengejar standar MDGs, di mana cakupan pelayanan air minum pada tahun 2015 sudah harus mencapai 75 persen. "Posisinya sekarang secara nasioal baru 38 persen," katanya.
Disebutkan Purwandi, dana sebesar Rp 463 miliar itu digunakan untuk membangun jaringan pipa untuk mengalirkan air dari waduk Wadaslintang. Dari dana itu, sekitar Rp 200 miliar ditanggung pemerintah pusat, Rp 150 miliar pemerintah provinsi. Sedangkan Pemkab Purworejo dan Kebumen masing-masing Rp 32 miliar untuk membangun pipa distribusi di wilayah masing-masing.
suaramerdeka.com
No comments:
Post a Comment